Saturday, 21 December 2013

SUBHANALLAH ! Bukti Kasih Seorang Ibu Terhadap Anak

Hayatilah kisah ini..

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan satu-satunya anak. Suaminya sudah lama meninggal kerana sakit. Si ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk iaitu suka mencuri, berjudi, melaga ayam dan banyak lagi

Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, dia sering berdoa memohon kepada Tuhan: “Tuhan tolong sedarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertaubat sebelum aku mati”

Namun semakin lama si anak semakin liar dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering dia keluar masuk penjara kerana kejahatan yang dilakukannya 

Suatu hari dia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap
Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung.
Pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari
di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu. Dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan “Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya”  

Dengan tertatih tatih si ibu menghadap raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan
Tapi keputusan sudah muktamad, anakknya harus menjalani hukuman.
Dengan hati yang hancur, ibu kembali ke rumah. Tidak henti – henti si ibu berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur kerana kelelahan. Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan.

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berpusu - pusu menyaksikan hukuman tersebut. Tukang pancung diraja sudah siap dengan pancungnya dan si anak itu sudah pasrah dengan nasibnya.
Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba

Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima minit dan suasana mulai kecoh, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang.
Petugas itu mengaku hairan kerana sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi bunyi dentangnya tiada. 

Disaat mereka semua sedang bingung, tiba – tiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat. Dengan jantung berdebar – debar seluruh rakyat menantikan apa yang berlaku disaat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah itu.

Tahukah anda apa yang terjadi?
Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepalanya hancur berlumuran darah
dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi,
dan sebagai gantinya, kepalanya yang terhantuk sehingga hancur di dinding lonceng tersebut!

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan menitiskan air mata
Sementara si anak meraung – raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan.
Si Anak menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya.

Malam sebelumnya, si ibu dengan bersusah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng. Dia memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung keatas anaknya.
Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya. Walaubagaimana jahat pun si anak, si ibu tetap mengasihi sepenuh hidupnya.


Marilah kita mengasihi orang tua kita masing – masing selagi kita masih mampu
kerana mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini.
Sesuatu untuk dijadikan renungan untuk kita agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang tidak boleh dinilai dengan apapun..

Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan 
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi 
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan 
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan 
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan 
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan 
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati 
Ambillah waktu untuk memberi, itu membuat hidup terasa bererti  
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan Gunakan waktu sebaik    mungkin, kerana waktu tidak akan boleh diputar kembali.